Pages

Rabu, 31 Agustus 2011

KIMIA PELAPISAN

KIMIA PELAPISAN
 
A.    Pendahuluan
Pelapisan logam tidak mulia dengan logam tidak mulia merupakan dasar praktek dalam melakukan pelapisan logam dengan emas pada industri pelapisan, merupakan dasar dalam pelapisan secara elektro_kimia. Pelapisan dari bentuk dasar uap sampai kepada pelapisan dalam bentuk dasar larutan, kedua-duanya membutuhkan perpindahan logam emas secara ion untuk sampai ke permukaan untuk membentuk lapisan tipis ataupun kristalisasi. Plating dari logam dalam larutan logam juga dikenal sebagai elektro_kristalisasi (Lyons Jr. 1974; Bard dan Faulkner, 1980; Ritchie et al. 1999). Ada tiga bentuk proses elektrokima yang dikenal yaitu electro_plating, immersion_plating, dan elektroless_plating.

B.     Proses Elektroplating
Kemajuan pelapisan emas dengan menggunakan larutan pada umumnya menggunakan Au(I) complex dalam larutan basa Cyanida dengan pH sekitar 12.2 akan menghasilkan Au(CN)-2 dengan bentuk menengah (MacArthur, 1972). Proses secara elektro kimia yang terjadi pada elektroda dapat dijelaskan sebagai berikut:

      Pada katoda          Au(CN)-2 → [Au(CN)-2] ads

                                    [Au(CN)-2] ads + e- → Au + 2 CN-

      Pada Anoda          Au + 2 CN- → [Au(CN)-2] ads + e-

                                     [Au(CN)-2] ads + CN- → Au(CN)-2


                                          
                                          


                                              Gambar 2.1. Skema dasar pelapisan logam

Emas teroksidasi menjadi [Au(CN)-2] ads pada tegangan listrik kurang dari -0.6 volt (Cathro dan Koch, 1964), dan menjadi pasif pada -0.3 volt. Elektro_plating disimpulkan sebagai pelapisan emas dengan pengaruh utama adalah atas dasar tegangan dan arus listrik dengan bantuan larutan secara kimia, sementara elektro_kimia adalah pelapisan emas secara kimia dengan bantuan arus listrik.
 Secara sederhana elektroplating adalah pelapisan tipis pada permukaan suatu logam dengan hasil mengubah sifat-sifat permukaan tersebut, dengan tujuan untuk mencapai suatu ketahanan terhadap gesekan, karat, maupun kehantaran listrik dari logam tersebut.

C.    Elektroplating Pada Tembaga
Elektroplating dibuat dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara logam atau material lain yang konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda dan katoda dihubungkan pada kutub positif dan negatif terminal sumber arus searah (DC). Logam yang terhubung dengan kutub positif disebut anoda dan yang terhubung dengan kutub negatif disebut katoda.
Ketika sumber tegangan digunakan pada elektrolit, maka kutub positif mengeluarkan ion bergerak dalam larutan menuju katoda dan disebut sebagai kation. Kutub negatif juga mengeluarkan ion, bergerak menuju anoda dan disebut sebagai anion. Larutannya disebut elektrolit.
Hubungan antara voltase dalam elektrolit dan kekuatan arus listrik yang mengalir ditunjukkan oleh hukum Ohm yaitu :

                    I = V/ R
      Dimana I = arus listrik (ampere)
                   V = tegangan listrik (volt)
                    R = Hambatan (ohm)

Besarnya listrik yang mengalir yang dinyatakan dengan Coulomb adalah sama dengan arus listrik dikalikan dengan waktu. Dalam pemakaian secara umum atau dalam pemakaian elektroplating satuannya adalah ampere-jam (Ampere-hour) yang besarnya 3600 coulomb, yaitu sama dengan listrik yang mengalir ketika arus listrik sebesar 1 ampere mengalir selama 1 jam.
Michael Faraday pada tahun 1833 menetapkan hubungan antara kelistrikan dan ilmu kimia pada semua reaksi elektrokimia.
Dua hukum Faraday ini adalah :
Hukum I
Jumlah dari tiap elemen atau grup dari elemen-elemen yang dibebaskan pada kedua anoda dan katoda selama elektrolisa sebanding dengan jumlah listrik yang mengalir dalam larutan.
Hukum II
Jumlah dari arus listrik bebas sama dengan jumlah ion atau jumlah substansi ion yang dibebaskan dengan memberikan sejumlah arus listrik adalah sebanding dengan berat ekivalennya.

Hukum I membuktikan terdapat hubungan antara reaksi kimia dan jumlah total listrik yang melalui elektrolit. Menurut Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama 96.496 detik ( 26,8 jam) membebaskan 1,008 gram hidrogen dan 35,437 gram khlor dari larutan asam khlorida encer. Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa 96.496 coulomb arus listrik membebaskan satu satuan berat ekivalen ion positif dan negatif. Oleh sebab itu 96.496 coulomb atau kira-kira 96.500 coulomb yang disebut 1 Faraday sebanding
dengan berat 1 elektrokimia. Untuk menentukan logam yang terdeposisi dengan arus dan waktu dapat ditentukan :

1 Faraday = ampere detik/ 96500
Langkah selanjutnya adalah mengalihkan bilangan Faraday dengan bilangan gram yang diendapkan oleh arus listrik sebesar 1 Faraday yaitu:

                  G  =  (I x t)/96500 x (Ar/Mr) / Valensi
      G  =  berat logam yang terdeposisi       (gram)
        I  =  rapat arus                                      (ampere)
       T  =  waktu                                             (detik)
            Ar/Mr =  massa atom / molekul relative

Untuk menentukan tebal pelapisan yang terjadi perlu diketahui berat jenis dari logam yang terlapis pada katoda.
Hubungan berat jenis dengan harga-harga yang lainnya adalah sebagai berikut :
Volume (cc) = berat endapan (gram) / berat jenis
Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda maupun katoda
.           Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada katoda dibandingkan dengan total arus masuk. Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan digunakan untuk penguraian air membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau pengendapan logam-logam lain sebagai impuritas yang tak diinginkan.
Efisiensi anoda yaitu perbandingan antara jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit dibanding dengan jumlah teoritis yang dapat larut menurut Hukum Faraday.Kondisi plating yang baik bila diperoleh efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda, sehingga konsentrasi larutan bila menggunakan anoda aktif akan selalu tetap.
Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah semua arus yang masuk digunakan untuk mengendapkan ion logam pada katoda sehingga didapat efisisensi plating sebesar 100 % ataukah lebih kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang tidak homogen dan elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi
Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen pada katoda dan gas oksigen pada anoda.Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut :

Anoda (+)      : 2H+ + 2e → H2
Katoda (-)      : 4OH- → 2H2O + O2 + 4e
                        : 4H+ + 4OH - → 2H2O + H2 + O2

Secara praktis efisiensi plating dinyatakan sebagai perbandingan berat nyata terhadap berat teoritis endapan pada katoda.
Apabila logam dimasukkan pada larutan yang mengandung ionnya sendiri akan menimbulkan beda potensial antara logam tersebut dengan larutan. Beda potensial ini disebabkan karena atom dari logam untuk menjadikan satu atau lebih muatan negatif dan lepas ke dalam larutan dalam bentuk ion.
Pada saat yang bersamaan terjadi reaksi kebalikan dalam larutan. Dua reaksi yang berlawanan tersebut berlangsung pada kecepatan yang tidak sama, maka potensial ini akan diatur oleh permukaan logam dan elekrolit yang berhubungan dengan permukaan logam. Akhirnya kondisi setimbang tercapai dimana ionisasi dan pelepasan berlangsung tepat pada kecepatan yang sama. Kesetimbangan ini disebut dengan potensial kesetimbangan atau potensial bolak-balik pada partikel logam pada laruan yang dipergunakan.
Potensial elektroda standar berdasarkan skala hidrogen, dimana semua logam-logam sebelum hidrogen pada skala hidrogen mampu menggantikan hidrogen dari larutan yang mengandung ion hidrogen, dan logam-logam setelah hidrogen pada skala hidrogen biasanya tidak dapat menggantikan hidrogen secara langsung.
Logam seng, timah hitam dan timah putih dinamakan logam dasar karena mudah larut di dalam asam dan ditunjukkan oleh tanda potensial negatif, sedangkan kebalikan dari ketiga logam diatas adalah logam mulia seperi tembaga, perak dan emas ditunjukkan oleh tanda potensial positif.

D.    Elektrolit
               Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya  larutan, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.   Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. menjadi konduktor elektrik, konduktor elektrik adalah material yang dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya.
Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar.
Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.
E.     Anoda
            Anoda adalah elektroda, elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada proses elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis, anoda mengalami oksidasi.
F.     Katoda
Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai Perak-Seng), yang menjadi katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai alkalin, yang menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2).

G.    Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam, logam adalah Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron.
Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh properti ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam.
Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah nonlogam. akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
 Yang dimaksud elektrokimia adalah Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvanik dan sel elektrolisa.
Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya yaitu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik..
Contohnya :  bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

I.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elektroplating

1.      Suhu.
Suhu sangat penting untuk menyeleksi cocoknya jalan reaksi dan melindungi lapisan. Keseimbangan suhu ditentukan oleh beberapa faktor seperti ketahanan, jarak anoda dengan katoda, serta besarnya arus yang digunakan.

2. Kerapatan Arus.
Kerapatan arus yang baik adalah arus yang tetap pada saat awal sampai pada akhir pelapisan.
       3. Konsentrasi Ion
Konsentrasi ion akan berpengaruh pada stuktur deposit, dengan naiknya konsentrasi logam dapat menaikkan seluruh kegiatan anion yang membantu mobilitas ion,
       4. Agitasi
Agitasi, atau goncangan dapat membantu proses elektroplating, terutama untuk menjaga lapisan agar semua permukaan mendapat lapisan yang sama tebalnya.
      5. Throwing Power
Throwing power adalah kemampuan larutan penyalur untuk menghasilkan lapisan dengan ketebalan merata dan selama masa proses pelapisan.
     6. Konduktivitas
Konduktivitas larutan tergantung kepada konsentrasi ion yang besar atau konsentrasi molekul.

    7. Nilai pH
Nilai pH merupakan faktor penting dalam menjaga kestabilan proses pelapisan.
    8. Passivitas
Gejala passivitas sering ditemui pada logam yang mengalami korosi, karena itu elektroda harus benar-benar bersih dan bebas dari korosi.
    9. Waktu Pelapisan.
Waktu pelapisan sangat berperngaruh kepada ketebalan lapisan yang diharapkan, semakin lama waktu pelapisan maka semakin tebal lapisan yang diperoleh walaupun suatu saat akan tercapai juga masa jenuh, yaitu dimana ketebalan tidak lagi bertambah walaupun waktu pelapisan terus diperpanjang.

J. Kecerahan Lapisan
Penampilan lapisan dekoratif merupakan suatu hal yang penting tetapi sering kali dinilai secara subjektif, artinya intensitas cahaya yang dipantulkan secara fisika yang diukur dengan fotometri, tidak merupakan patokan yang sesuai dengan kecerahan yang dapat dinikmati oleh mata manusia.
 Secara fisika intensitas dan iluminasi diukur dengan:
            Intensitas I = dF/dΩ
Dan
Iluminasi  E = dF/Da                                                                      (Lux)
Dimana:   F = fluks cahaya                                                            (lumen)
                Ω = sudut ruang                                                             ( steradian = Sr)
                A = luas permukaan yang memperoleh penerangan      (m2)